Rabu, 04 Maret 2009

Menikmati kekuasaan

Menikmati kekuasaan sepertinya menjadi naluri semua orang. Dari level akar rumput sampai pucuk daun rumput. Cermatilah betapa gagahnya seorang tukang parkir ketika berteriak: mundur mundur, kiri kiri, kanan kanan, dan stop. Cermatilah wajahnya yang penuh garis keangkuhan karena sedang menikmati kekuasaannya atas mobil yang diparkirinya. Dan apa kesan sampiyan pada tukang becak yang juga dengan gagahnya tiba2 saja 'menyendaplangkan' tangan kanan dan setengah detik berikutnya, becaknya bermanufer ke kanan tanpa hirau dengan segala kendaraan yang ada dibelakangnya. Dia juga sedang menikmati kekuasaanya.



Silahkan sampiyan lanjutkan daftar orang2 akar rumput yang sedang menikmati kekuasaanya. Dari kernet, kondektur, sopir, satpam, sampai makelar pasar loak. Bandingkan dengan presiden, jendral, menteri, pejabat eselon sekian, gubernur, bupati, camat, sampai wakil ketua RT.



Kemudian, yang hendak aku katakan adalah: semua orang harus membekali dirinya dengan kesadaran bahwa kekuasaan yang kita miliki harus diorientasikan pada kemanfaatan, keselamatan dan ketentraman semua orang. Dan, kekuasaan memang bukan memuaskan diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar