Rabu, 02 September 2009

Tuhan pemegang saham mutlak

Kawan-kawan mahasiswa S2 mengundang aku berbuka puasa kemarin. Hebatnya lagi, dengan gagahnya mereka mendaulat aku memberikan tausiah. Siapalah awak ini. Alif bengkong saja tak sepenuhnya paham koq disuruh memberikan tausiah menjelang berbuka.

Tapi kesadaran akan posisi tamu menjadikan aku manut apa kata tuan rumah. Bismillah sekalimat dua kalimat aku omong, yang intinya begini:

Kalau awak ini perusaahan yang sudah 'go public', berapa persen saham yang dimiliki oleh Tuhan. Ndak usah berkerut dahi untuk menjawabnya, pasti 100 persen. Karena bahkan kita tak berkuasa untuk melarang bertambah panjangnya rambut kepala, sebagaimana kita juga tak mampu menyuruh tumbuh panjang rambut di alis kita. Itu baru urusan rambut, silahkan daftari hal2 lainnya.

Pemilik saham mayoritas mempunyai otoritas hampir penuh terhadap kebijakan dan arah perusahaan. Apatah lagi Tuhan yang memiliki seratus persen saham atas kita. Apa alasan kita untuk tidak manut kepadaNya.

Dan bacalah Al baqoroh 182: " ... diwajibkan puasa atasmu...". Tuhan mewajibkan kita berpuasa. Terus, apa alasanmu untuk tidak melaksanakannya sebaik-baiknya.